Kamis, 02 Oktober 2014

ilmu budaya dasar



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan ini, manusia sebagai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan oleh manusia. 
 A.   MANUSIA 
Dipandang dalam ilmu eksakta, manusia adalah kumpulan partikek – partikel atom yang membentuk jaringan – jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia ( ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi ( ilmu fisika ), merupakan mahluk biologis yang tergolong dalam golongan mahluk mamalia ( biologi ). Dalam ilmu – ilmu sosial, manusia merupakan mahluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus ( ilmu ekonomi ) manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri ( sosiologi ), mahluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan ( politik ), sering disebut homo – hunamus ( filsafat ) dan lain sebagainya.



Ada dua pandang yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur – unsur yang membangun manusia



1.      Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu  :



A.  Jasad, yaitu : badan kasar manusia yang nampat pada luarnya  dapat diraba dan di foto, dan menempati ruang dan waktu



B.     Hayat, yaitu : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak



C.    Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami      kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan



D.    Nafs dalam pengertiannya yaitu, kesadaran tentang diri sendiri



2.      Manusia sebagi satu kepribadian tiga unsur yaitu :



A.    Id, merupakan libido murni, atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses



B.     ketidaksadaran. Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan.



C.     Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat di mengerti oleh orang lain.



D.    Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua



B.   HAKEKAT MANUSIA



    -  Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. “tubuh        adalah materi yang bisa di rasa, di raba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi, jika manusia itu meninggal tubuhnya akan hancur dan lenyap. Jiwa terdapat dalam tubuh tidak dapat di lihat, tidak dapat dirasa, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jiwa akan lepas dari tubuh dan kembali keasalnya yaitu tuhan dan jiwa tidak mengalami kehancuran.” 
  
       -  Mahluk ciptaan tuhan paling sempurna jika dibandingkan dengan mahluk lainnya :



Kesempurnaanya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mempertimbangkan, menilai, dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan, kebaikan atau sebaliknya. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
1. Persaan intelektual, yaitu : “perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan. Seseorang merasa senang atau puas apabila ia dapat mengetahui sesuatu, sebaliknya tidak senang atau tidak puas apabila ia tidak berhasil mengetahui sesuatu.”



2.  Perasaan estetis, yaitu : “perasaan yang berkenan dengan dengan keindahan. Seseorang akan merasa senang apabila ia melihat atau mendengar sesuatu yang indah, sebaliknya timbul perasaan kesal apabila tidak indah.”



3.    Perasaan etis, yaitu : “perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.”



4.  Perasaan diri, yaitu : “perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain. Apabila seseorang memiliki kelebihan pada dirinya, ia



5. merasa tinggi, angkuh, dan sombong, senaliknya apabila ada kekurang pada dirinya ia merasa rendah diri (minder).”



6. Perasaan sosial , yaitu : “perasaan yang berkenaan dengan kelompok korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain. Apabila orang berhasil, ia ikut senang, apabila orang gagal, memperoleh musibah, ia ikut sedih.”



C.   Mahluk biokultural, yaitu mahluk hayati yang budayawi



Manusia dapat di pelajari dari segi anatomi, fisiologi atau fall, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya. Sebagai mahluk budayawi manusia dapat di pelajari dari segi – segi : “kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa.”



D.  Mahluk ciptaan tuhan yang terkait dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.



C.   KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR



Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam masyarakat barat, dimana konsep individu itu mengambil tempat yang amat penting, biasanya menganalisis jiwa manusia dengan terlampau banyak menekan kepada pembatas konsep individu sebagai kesatuan analisis tersendiri. Sampai sekarang, ilmu psikologi di Negara – Negara barat itu terutama mengembangkan konsep – konsep dan teori – teori mengenai aneka warna isi jiwa, serta metode – metode dan alat – alat untuk menganalisis dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu. Sebaliknya ilmu itu masih kurang mengmbangkan konsep – konsep yang dapat menganalisis jaringan berkait berkait antara jiwa individu dan lingkungan sosial budayanya.



Lingkaran itu terdiri dari pikiran – pikiran dan gagasan – gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya hal itu disebabkannya hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :



A. Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.



B.  Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapatkan respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun di beri respons, respons itu sebenarnya tak di berikan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut di tolak mentah – mentah.



C.  Ia malu karena takut di tertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam



D. Ia tidak bisa menemukan kata – kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.



Banyak orang masih sering mempersoalkan perbedaan antara kebudayaan Barat dan kebudayaan Timur. Padahal konsep itu bersal dari orang Eropa Barat dalam zaman ketika mereka berexpansi menjelajahi dunia, menguasai wilayah luas di Afrika, Asia, dan Oseania dan memantapkan pemerintah – pemerintah jajahan mereka dimana – mana. Semua kebudayaan di luar kebudayaan mereka di Eropa Barat di sebutnya ke budayaan Timur, sebagai lawannya kebudayaan mereka sendiri yang mereka sebut kebudayaan Barat.



D.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN



Apabila kita berbicara tentang kebudayaan, maka kita langsung berhadapan dengan pengertian istilahnnya. Pengertian kebudayaan menyangkut bermacam – macam definisi yang telah dipikirkan oleh sarjana – sarjana di bidang sosial budaya di seluruh dunia. Kebudayaan dari asal kata sansekerta berasal dari kata budhayah yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin kebudayan bersal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat di artikan sebagai ”segala sesuatu yang di hasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat; atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya di dalam lingkungannya”. Budaya dapat pula di artikan sebagai himpunan pengalaman yang di pelajari. mengacu pada pola – pola perilaku yang di tularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (keesing, jilid 1, 1989;hal 68).



Seorang antropolog yaitu E.B.Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut :



“kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adat istiadat dan kemampuan – kemampuan lain serta kebiasaan – kebiasaan yang di dapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan perkataan lain kebudayaan mencangkup kesemuanya yang di dapatkan atau di pelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.”



Selo sumarjan dan soelaeman soemardi meremuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayan jasmaniah yang di perlukan manusia untuk menguasai alam sekitarnya, agar kekuatan serta hasilnya dapat di abadikan untuk masyarakat.



Merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat. Cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan berpikir orang – orang yang hidup di masyarakat dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.



Sutan Takdir Alisyahbana mengatakan bahwa kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir, hal ini sangat luas apa yang di sebut kebudayaan; sebab semua laku dan perbuatan tercakup di dalamnya, dan dapat di ungkapkan pada hak basis dan cara berpikir, perasaan juga maksud pikiran.



Koentjaranigrat mengatakan, bahwa kebudayaan antara lain berarti ke seluruhan gagasan dan karya manusia yang harus di biasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.



A.L.Krober dan C.Kluckhon mengatakan, bahwa kebudayaan adalah menifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas – luasnya



C.A.Van Peursen mengatakan, bahwa dewasa ini kebudayaan di artikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang – orang, berlainan dengan hewan – hewan, maka manusia tidak hidup begitu saja di tengah alam melainkan selalu mengubah alam.



Kroeber dan klukhon mendefinisikan kebudayaan : kebudayaan terdiri atas berbagai pola, tingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang di peroleh dan terutama di turunkan oleh simbol – simbol yang menyusun pencapaiannya secara tersendiri dari kelompok – kelompok manusia, termasuk di dalamnya perwujudan benda – benda materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas tradisi dan cita – cita atau paham, dan terutama keterikatan terhadap nilai – nilai.



Secara praktis bahwa kebudayaan merupakan sistem nilai dan gagasan utama (vital)



Sistem nilai dan gagasan utama itu di hayati benar – benar oleh para pendukung kebudayaan yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu, sehingga mendominasi keseluruh kehidupan para pendukung itu.



Sistem nilai dan gagasan utama sebagai hakekat kebudayaan terwujud dalam tiga sistem kebudayaan secara terperinci, yaitu sistem ideologi, sistem sosial dan sistem teknologi.



C.Kluckhohn di dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture mengemukakan, bahwa ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu :



1. Sistem Religi (sistem kepercayaan)



    Merupakan produk manusia sebagai homo religieus. Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut, sehingga menyembahnya dan lahirlah kepercayaan yang sekarang menjadi agama.



2. Sistem organisasi kemasyarakatan



    Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka di susunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.



 3. Sistem pengetahuan



     Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat di peroleh dari pemikiran sendiri, di samping itu di dapat juga dari orang lain. Kemampuan manusia mengingat – ingat apa yang telah di ketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain melalui bahasa, menyebabkan pengetahuan menyebar luas. Lebih – lebih bila pengetahuan itu di bukukan, maka penyebarannya dapat di lakukan dari satu generasi ke generasi berikutnya



4. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi



    Merupakan produk manusia sebagai homo cconomicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat



5. Sistem teknologi dan peralatan



    Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirannya yang cerdas dan di bantu dengan tangannya yang dapat memegang sesuatu dengan erat, manusia dapat membuat dengan mempergunakan alat. Dengan alat – alat ciptaannya itulah manusia dapat lebih mampu mencukupi kebutuhannya dari pada binatang



6. Bahasa



    Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia pada mulanya di wujudkan dalam bentuk tanda (kode) yang kemudian di sempurnakan dalam bentuk bahasa lisan, dan akhirnya menjadi bentuk bahasa lisan.



7. Kesenian



    Merupakan hasil dari manusia sebagai homo acsteticus. Setelah manusia dapat mencukupi kebutuhan fisiknya, maka di butuhkan kebutuhan psikisnya untuk di puaskan. Manusia bukan lagi semata – mata memenuhi kebutuhan isi perut saja mereka juga perlu pandangan mata yang indah, suara yang  merdu, yang semuanya dapat di penuhi melalui kesenian.




E. Unsur – unsur kebudayaan



    Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :



-          Bahasa



-          Sistem Pengetahuan



-          Organisasi Sosial



-          Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi



-          Sistem Mata Pencaharian



-          Sistem Religi



-          Kesenian




F. WUJUD KEBUDAYAAN



    Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :



1. Kompleks gagasan, konsep dan pikiran manusia



    Wujud ini di sebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak dapat di lihat, dan berpusat pada kepala – kepala manusia yang menganutnya atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan bersangkutan hidup.



2. Kompleks akitivitas



    Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat kongkret, dapat di amati atau di observasi. Wujud ini sering di sebut sistem sosial.



3. Wujud sebagai benda



    Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya untuk mencapai tujuannya aktivitas tersebut menghasilkan benda untuk berbagai keperluan hidupnya.




G. ORIENTASI NILAI BUDAYA



     Kebudayaan karya manusia memiliki sistem nilai. Menurut C.Kluckhaohn dalam karyanya Variations Orientation (1961) sistem nilai budaya secara universal menyangkut 5 masalah pokok kehidupan manusia, yaitu :



1. Hakekat hidup manusia (MH)



2. Hakekat karya manusia (MK)



3. Hakekat waktu manusia (WM)



4. Hakekkat alam manusia (MA)



5. Hakekat hubungan manusia (MN)




H. PERUBAHAN KEBUDAYAAN



     Tidak ada kebudayaan yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi kebudayaan.



Terjadinya gerak/perubahan ini di sebabkan oleh beberapa hal :



1. Yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.



2. Perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup masyarakat yang hidupnya terbuka, dalam jalur – jalur hubungan dengan masyarakat dan kebudayaan lain.



Perubahan ini karena jumlah penduduk dan komposisinya juga karena adanya difusi kebudayaan, penemuan – penemuan baru khususnya teknologi dan inofasi.




I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN



   Hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang di laksanakan manusia.



Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Hubungan antara manusia dan kebudayaan dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat di nyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama yang lain. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap yaitu :



1. Eksternalisasi



2. Obyektivitasi



3. Internalisasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar